Thomas Karsten adalah tokoh penting dalam sejarah perencanaan kota di Indonesia karena rancangannya yang matang dan bertahan lama. Ia lahir di Amsterdam tanggal 22 April 1884. Pada tahun 1924 ia ke Hindia Belanda bersama seniornya Henri Maclaine Pont seorang pemilik biro arsitektur. Meski keturunan Belanda campuran Jawa, Karsten seperti inlander (pribumi).
Di Hindia Belanda Karsten bekerja sebagai perencana dan konsultan untuk sejumlah proyek bangunan publik mulai dari Semarang pada tahun 1916–1920 dan tahun1936, Bogor (Buitenzorg) pada tahun 1920–1923), konsultan Kota Madiun hanya setahun pada tahun 1929. Selanjutnya dia bertugas di kota Malang pada 1930 hingga tahun 1935, Jakarta tahun 1936–1937, Kota Magelang mendapat sentuhannya pada tahun1937–1938, dan Bandung pada tahun 1941 dan selanjutnya kota Cirebon. Sebagai seorang arsitek, Karsten cukup piawai memadukan unsur Barat dan Jawa dalam karya-karyanya.
Keinginannya, dalam setiap membangun, suatu bangunan harus ada harmonisasi keserasian dan kenyamanan antara pengguna, lingkungan sekitar, dan indera mata ketika memandang bangunan tersebut.
Saat Bandung menjadi calon ibu kota baru Hindia-Belanda, Kartsen terpilih menjadi anggota perancang kota, bertugas menangani proyek pemukiman modern di kawasan Bandung Utara (uitbreidingsplan Bandoeng-noord) dan juga bertugas mengerjakan proyek perluasan kota baru bertajuk Karsten Plan bersama Thomas Nix, yang digagas dan dirancang pada tahun 1930 – 1935.
Pada Tahun 1941, Karsten sempat diangkat sebagai staf pengajar di Technische Hoogeschool te Bandoeng yang kemudian dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB).