Kota Bandung, yang kini dikenal sebagai salah satu pusat budaya, pendidikan, dan teknologi di Indonesia, memiliki sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai historis dan perkembangannya. Hari lahir Kota Bandung, yang diperingati setiap tanggal 25 September, menandai awal mula kota ini sebagai pusat administrasi dan perdagangan penting di tanah Sunda. Tahun ini, hari lahir kota Bandung ke- 214 jatuh pada hari rabu.
Nama “Bandung” dipercaya berasal dari kata “bendung” atau “bendungan”. Legenda lokal menyebutkan bahwa nama ini diambil dari terbentuknya danau besar akibat aliran Sungai Citarum yang terhalang oleh aliran lahar dari letusan Gunung Tangkuban Perahu ribuan tahun silam. Danau tersebut kemudian dikenal sebagai Danau Bandung Purba, yang menutupi sebagian besar wilayah Bandung saat ini. Seiring waktu, air danau surut, meninggalkan dataran subur yang kemudian menjadi wilayah pemukiman.
Wilayah Bandung telah dihuni sejak zaman prasejarah, dengan ditemukannya berbagai artefak yang menunjukkan keberadaan peradaban kuno di kawasan ini. Pada masa Kerajaan Sunda, Bandung menjadi bagian dari wilayah kerajaan yang dikenal sebagai Tatar Ukur. Wilayah ini kemudian berkembang menjadi pusat pertanian dan perdagangan penting.
Ketika Hindia Belanda menguasai wilayah Nusantara, Bandung menjadi salah satu wilayah yang diperhatikan oleh pemerintah kolonial. Pada awal abad ke-19, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, melihat potensi strategis Bandung sebagai pusat pemerintahan baru. Daendels juga tengah membangun proyek jalan raya pos (De Grote Postweg) yang menghubungkan Anyer dan Panarukan, dengan Bandung sebagai salah satu titik penting di jalur tersebut.
Kota Bandung secara resmi didirikan pada tanggal 25 September 1810 oleh Herman Willem Daendels. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahir Kota Bandung berdasarkan keputusan Daendels untuk memindahkan pusat administrasi dari Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) ke lokasi baru di tepi Sungai Cikapundung, yang kini menjadi kawasan Alun-Alun Kota Bandung. Daendels memilih lokasi ini karena posisinya yang strategis, serta kondisi geografis yang mendukung perkembangan kota di masa mendatang.
Perpindahan pusat pemerintahan ini menandai awal mula perkembangan Bandung sebagai kota yang modern. Pada masa itu, Bandung masih merupakan kawasan kecil dengan jumlah penduduk yang terbatas. Namun, keputusan Daendels untuk mendirikan kota ini membuka jalan bagi perkembangan pesat yang dialami Bandung di tahun-tahun berikutnya.
Setelah berdirinya, Kota Bandung terus berkembang, terutama pada awal abad ke-20. Pemerintah kolonial Hindia Belanda mengembangkan Bandung menjadi pusat pemerintahan dan militer untuk wilayah Priangan. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung-gedung pemerintahan, dan fasilitas publik lainnya berjalan pesat. Bandung juga dikenal sebagai kota pendidikan, dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan tinggi yang hingga kini menjadi unggulan nasional.
Pada masa ini, Bandung mendapat julukan “Paris van Java” karena arsitektur dan suasananya yang menyerupai kota-kota di Eropa. Kehidupan kota yang dinamis dan beragam serta keberadaan berbagai kafe, toko-toko bergaya Eropa, dan hotel-hotel mewah membuat Bandung menjadi tujuan favorit bagi warga Belanda dan masyarakat kelas atas di Hindia Belanda.
Peran Bandung dalam sejarah nasional juga tidak bisa diabaikan. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di Bandung adalah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955, di mana para pemimpin negara-negara dari Asia dan Afrika berkumpul untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kemandirian dari penjajahan. Konferensi ini menempatkan Bandung sebagai pusat perhatian dunia dan simbol perjuangan melawan kolonialisme.
Walikota dan wakil walikota bandung
Dari masa ke masa
No | Nama | Masa jabatan |
1 | E.a. Maurenbrecher (exofficio) | 1906 – 1907 |
2 | R.e. Krijboom (exofficio) | 1907 – 1908 |
3 | J.a. Van de ent (exofficio) | 1909 – 1910 |
4 | J.j. Verwijk (exofficio) | 1910 – 1912 |
5 | C.c.b. Van vlenier dan
Van bijveld (exofficio) |
1912 – 1913 |
6 | B. Coops | 1913 – 1920 |
7 | S.a. Reitsma | 1920 – 1921 |
8 | B. Coops | 1921 – 1928 |
9 | Ir. J.e.a. Van wolsogen kuhr mr.jm | 1928 – 1934 |
10 | Wesselink | 1934 – 1936 |
11 | N. Beets | 1936 – 1942 |
12 | R.a. atmadinata | 1942 – 1945 |
13 | R. Syamrurizal | 1945 – 1946 |
14 | Ir. Oekar bratakusumah | 1946 – 1949 |
15 | R. Enoch | 1949 – 1956 |
16 | R. Priatna kusumah | 1959 – 1966 |
17 | R. Didi jukardi | 1966 – 1968 |
18 | R. Hidayat soekarma didjaya | 1968 – 1971 |
19 | R. Otje djundjunan | 1971 – 1976 |
20 | H. Utju djunaedi | 1976 – 1978 |
21 | R. Husen wangsaatmadja | 1978 – 1983 |
22 | H. Ateng wahyudi | 1983 – 1988 |
23 | H. Ateng wahyudi &
Drs. H. Matin burhan |
1988 – 1993 |
24 | H. Wahyu hamijaya &
Drs. H. Matin burhan |
1993 – 1998 |
25 | H. Aa tarmana &
Drs. H.e. soedarsono |
1998 – 2003 |
26 | H. Dada rosada &
H. Jusep purwasuganda |
2003 – 2008 |
27 | H. Dada rosada &
Ayi vivananda, sh |
2008 – 2013 |
28 | Mochamad ridwal kamil, st, m.ud &
H. Oded m. Danial |
2013 – 2018 |
29 | H. Oded m. Daniel, s.a.p &
H. Yana mulyana, s.e |
2018 – 2021 |
30 | H. Yana mulyana, s.e | 2022 – 2023 |
Source by: Bandung.go.id
Kini, Bandung telah berkembang menjadi kota metropolitan dengan berbagai keunggulan di bidang pendidikan, teknologi, dan pariwisata. Kota ini terus berkembang dengan tetap menjaga identitas budaya dan warisan sejarahnya. Hari lahir Kota Bandung yang diperingati setiap tanggal 25 September menjadi momen penting untuk mengenang sejarah dan perjuangan yang telah membentuk Bandung menjadi seperti sekarang.
Setiap tahun, warga Bandung merayakan hari jadi kota mereka dengan berbagai acara, mulai dari upacara resmi hingga festival budaya dan kegiatan sosial. Peringatan ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat untuk terus menjaga dan mengembangkan Bandung sebagai kota yang berkelanjutan, kreatif, dan berdaya saing di era globalisasi.
Sejarah panjang Kota Bandung, dari masa prasejarah hingga menjadi pusat penting di era modern, merupakan bukti betapa kaya dan beragamnya perjalanan kota ini. Hari lahir Kota Bandung tidak hanya sekadar peringatan, tetapi juga penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah, budaya, dan perjuangan yang telah membentuk Bandung menjadi salah satu kota paling berpengaruh di Indonesia. Sebagai warga Bandung atau siapapun yang mencintai kota ini, merayakan hari jadi Bandung adalah cara untuk menjaga warisan dan merencanakan masa depan yang lebih baik bagi semua.