Budidaya Maggot : Solusi Sampah Organik

Bandung – Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah organik menyumbang sekitar 57% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Selain pengomposan, berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurai sampah organik ini, salah satunya adalah dengan menumbuhkan BSF (Black Soldier Fly).

BSF (Hermetia Illucens) adalah lalat hitam yang larvanya (Maggot) dapat mengurai sampah organik. Maggot atau Maggot yang berasal dari telur lalat hitam (BSF) adalah pemakan sampah organik yang rakus.

Kemampuan BSF dalam mengurai sampah organik tidak dapat disangkal lagi. Maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sebelum dapat dipanen. Dalam 24 jam, seekor Maggot dapat mengurai sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali lipat dari berat badannya. Setiap harinya, satu kilogram Maggot dapat menghabiskan 2 hingga 5 kilogram sampah organik.

Karena mengandung protein tinggi, Maggot yang telah berkembang menjadi prapupa dan bangkai lalat BSF masih dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kepompongnya juga dapat digunakan sebagai pupuk, sehingga mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan selama proses pertumbuhan.

Budidaya Maggot juga cukup sederhana. Kandang lalat BSF diperlukan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi BSF untuk kawin dan bertelur hingga menetas. Kandang dibungkus dengan kawat atau kain kasa dan ditempatkan di lokasi yang cerah.

Tempat bertelur lalat BSF betina harus disiapkan dengan menggunakan kardus, kayu, atau papan yang diberi celah. Letakkan telur-telur tersebut di dalam media penetasan, seperti kotak atau wadah kecil. Dalam 3-4 hari, telur-telur tersebut akan menetas. Terakhir, siapkan rak atau biopond untuk pemeliharaan Maggot.

Berikut ini ilustrasi proses budidaya Maggot

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*