Kesehatan mental semakin menjadi perhatian utama di kalangan Generasi Z (generasi yang lahir di tahun 1997-2012) dan Milenial (generasi yang lahir di tahun 1981-1996). Kedua generasi ini tumbuh di era digital dengan akses informasi yang luar biasa luas, tetapi juga dihadapkan dengan berbagai tantangan unik yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Dari tekanan sosial media hingga ketidakpastian ekonomi, isu kesehatan mental di kalangan Gen Z dan Milenial lebih relevan dari sebelumnya.
Apa Itu Kesehatan Mental?
Kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang mampu berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, mampu mengelola stres, memiliki hubungan yang sehat, dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental bukan hanya sekadar tidak adanya gangguan mental, melainkan juga meliputi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial.
Kesehatan mental yang baik mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Ketika seseorang berada dalam kondisi mental yang sehat, mereka dapat berfungsi secara optimal baik di tempat kerja, di sekolah, maupun di rumah.
Perlu kamu ketahui bahwa peristiwa dalam hidup yang berdampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang bisa berpengaruh pada kesehatan mentalnya. Misalnya, pelecehan saat usia dini, stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya penanganan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Berbagai kondisi tersebut bisa membuat kondisi kejiwaan seseorang terganggu, sehingga muncul gejala gangguan kesehatan jiwa.
Faktor penyebab kesehatan mental Gen Z dan Milenial
Salah satu faktor yang paling signifikan memengaruhi kesehatan mental Gen Z dan Milenial adalah media sosial. Platform sosial media memberikan ruang bagi koneksi sosial, tetapi juga menjadi ladang perbandingan diri yang tak ada habisnya. Melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna sering kali membuat pengguna merasa kurang berharga, tidak cukup “baik,” atau merasa tertekan untuk mencapai standar yang tidak realistis.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan FOMO (fear of missing out), terutama di kalangan Gen Z. Milenial, yang lebih matang tetapi juga sangat aktif di media sosial, tidak luput dari tekanan ini, terutama ketika mereka merasa tertinggal dalam aspek-aspek hidup seperti karier, hubungan, atau pencapaian pribadi.
Bagi Milenial, ketidakpastian ekonomi adalah salah satu tekanan terbesar. Banyak dari mereka yang menghadapi krisis ekonomi di awal karier mereka, seperti krisis keuangan global 2008. Mereka sering kali bergulat dengan ketidakpastian pekerjaan, tingginya biaya hidup, serta masalah finansial yang mengarah pada stres dan kecemasan. Gen Z juga mulai memasuki dunia kerja, tetapi mereka sudah mewarisi tantangan ekonomi yang sama, termasuk ketidakpastian pasar kerja dan harga perumahan yang tinggi.
Selain itu, baik Gen Z maupun Milenial sering merasakan tekanan untuk sukses dengan cepat, sering kali merasa bahwa kesuksesan diukur berdasarkan pencapaian material, status pekerjaan, atau popularitas di media sosial. Tekanan ini dapat menyebabkan burnout atau kelelahan mental, terutama di kalangan anak muda yang merasa terjebak dalam perlombaan hidup tanpa akhir.
Kesehatan mental adalah aspek yang sangat penting dari kesejahte raan kita secara keseluruhan. Menjaga kesehatan mental tidak hanya membantu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga berkontribusi pada kebahagiaan, produktivitas, dan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Dengan memperhatikan tanda-tanda gangguan mental dan melakukan langkah-langkah sederhana untuk merawatnya, kita bisa menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal merasa mengalami masalah kesehatan mental, penting untuk mencari bantuan dari tenaga profesional, karena penanganan dini dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup.