Setiap tahunnyam Masyarakat Indonesia merayakan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada tanggal 20 Mei. Tahun ini, peringatan Harkitnas yang ke-116 jatuh pada hari selasa.
Menurut situs resmi Kemdikbud RI, tanggal berdirinya organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo digunakan sebagai penetapan Harkitnas. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menginspirasi dan memotivasi masyarakat Indonesia untuk terus berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi oleh berdirinya kelompok Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei. Organisasi yang diprakarsai oleh para mahasiswa STOVIA ini berdiri atas dorongan Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917), seorang dokter alumni STOVIA.
Pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1958. Penetapan ini dirayakan secara besar-besaran di Istana Merdeka.
Dalam pidato Hari Kebangkitan Nasional tahun 1958, Presiden Soekarno menekankan betapa besarnya kelahiran Boedi Oetomo pada tahun 1908 bagi kebangkitan bangsa. gsa.
Terlepas dari penekanannya pada budaya Jawa, Boedi Oetomo menjadi inspirasi bagi Haji Samanhudi seorang pendiri Sarekat Islam pada tahun 1911. Sarekat Islam berkembang dan berjuang untuk kemerdekaan; Sarekat Islam aktif di luar Jawa dan bahkan di luar Hindia Belanda. Indische Partij, kelompok pertama yang secara terbuka menyerukan kemerdekaan Hindia Belanda, didirikan pada tahun yang sama.
Awal abad ke-20 menandai titik balik yang signifikan dalam sejarah bangsa Indonesia. Masyarakat memahami identitas mereka sebagai sebuah bangsa dalam pengertian kontemporer pada masa ini.
Semangat nasionalisme yang kuat, Indonesia menjauhkan Masyarakat dari bencana seperti rasisme, konflik antar agama, dan pemisahan diri. Meskipun ada beberapa pemberontakan seperti DI/TII dan PRRI/Permesta, pemberontakan-pemberontakan tersebut tidak ditujukan untuk melawan identitas nasional Indonesia.
Semangat kebangkitan nasional yang disebarkan oleh gerakan Boedi Oetomo telah menyebar, yang mengarah pada perasaan identitas nasional yang kuat. Setiap tanggal 20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional, seharusnya menjadi waktu untuk merefleksikan pentingnya peristiwa bersejarah ini.
Sejarah Berdirinya Organisasi Boedi Oetomo
Kelompok Boedi Oetomo didirikan sebagai tanggapan atas kondisi sosial ekonomi yang meningkat pada abad kesembilan belas. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan eksploitasi kolonial, politik liberal, dan politik etis, yang semuanya menguntungkan pemerintah kolonial sementara rakyat Indonesia semakin miskin.
Wahidin Sudirohusodo, seorang lulusan sekolah kedokteran pribumi Stovia di Jakarta, bersimpati pada situasi yang mengerikan ini. Pada tahun 1906-1907, ia melakukan propaganda di pulau Jawa.
Wahidin Sudirohusodo mengunjungi STOVIA, almamaternya, di Jakarta pada tahun 1907. Beliau berbicara dengan para mahasiswa di sana dan memiliki ide cemerlang untuk memulai sebuah organisasi yang akan bekerja untuk mengangkat derajat bangsa.
Konsep besar Dr. Wahidin Sudirohusodo disambut dengan antusias oleh para mahasiswa STOVIA, terutama Sutomo dan teman-temannya. Pada tanggal 20 Mei 1908, mereka berkolaborasi untuk mengembangkan ide tersebut dan mendirikan organisasi Boedi Oetomo di Jakarta.
Soeradji, seorang mahasiswa, memberikan nama untuk kelompok tersebut. Boedi Oetomo, yang diterjemahkan sebagai “Kebangkitan Budi Pekerti Luhur”, merupakan kelompok pemuda pertama di Indonesia yang memainkan peran penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan persatuan nasional.
Bangkit itu untuk mereka yang mampu berdiri, kembali di saat jatuh dan tidak pernah ada kata menyerah untuk membangun Indonesia Maju!