Optimalkan pengalaman sukses bisnis yang dImiliki, founder BYE (Bandung Youth Entrepreneur) H. Acep Lulu’idin ajak pelaku UMKM serius usaha. Pelaku UMKM punya kelebihan dalam membuat produk yang enak, tetapi pengelolaan pemasaran dan managerial keuangan sering jadi kendala dalam pertumbuhan usahanya.
- Indonesia yang sebagian besar pelaku usahanya adalah ultra mikro dan mikro, tentu pendanaan jadi hal yang paling krusial. Namun, bila dana ada, pengelolaan masih belum sesuai dengan yang jadi kebutuhan peningkatan usaha.
“Sepulang saya dari Turki, dari hasil berbincang-bincang dengan orang-orang Indonesia yang bermukim di sana, mereka kangen akan makanan atau camilan produk Jawa Barat,” ujar H. Acep Lulu’idin yang akrab dipanggil kang Acel, Rabu (18/1/2023)
“Saya melihat ini peluang baik untuk produsen makanan di Jawa Barat juga bagi saya untuk membantu menyalurkan kepada saudara-saudara kita yang berada di sana,” jelas pendiri komunitas UMKM, Bandung Youth Entrepreneur (BYE) ini.
Acel pun menerangkan bahwa salah satu ketahanan nasional itu salah satunya berasal dari ketahanan ekonomi selain ketahanan ideologi dan politik. Masyarakat Indonesia ini ternyata punya daya tahan yang bagus dalam ekonomi. Dan itu setelah diamati ternyata ada di pelaku UMKM.
Motivasi BYE Membantu UMKM
Ia awalnya tak berniat untuk terjun ke dunia UMKM ini. Tetapi niat ingin membantu para pelaku UMKM yang sepertinya kesulitan keluar dari jaringan persoalan pemasaran, modal, SDM, jaringan, update teknologi, dan lain lain.
H. Acep/Kang Acel berinteraksi dengan hadirin pelaku UMKM di Kecamatan Sukajadi Bandung. (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Dengan membuat komunitas atau perkumpulan para pelaku UMKM, Acel pun punya kesempatan untuk mengajak para pelaku usaha tersebut untuk perlahan tapi pasti mendapat bimbingan dari dirinya dan juga orang orang yang potensial untuk berbuat satu kebaikan kepada orang lain.
Melalui pertemuan tatap muka kemudian adanya motivasi sedikit demi sedikit semoga bisa membantu perubahan pola pikir para pelaku usaha tersebut ke arah perbaikan. Ia berharap tindakan dan ikhtiarnya ini bisa menjadi amal kebaikan bagi diri dan teman teman di BYE.
“Di tengah kondisi sedang pemulihan ekonomi, semoga mereka punya daya ungkit untuk berjuang atau kalau misalnya mereka nanti punya sedikit tambahan penghasilan kan bisa meringankan beban hidupnya dan ini jugalah yang menjadi tujuan kami masuk ke UMKM,” ungkap Acel.
“Kami pun memberikan scalling up kepada pelaku umkm tersebut, lalu fit up, yang nanti kita tunggu juga mereka growth up,” papar Acel.
Acel pun menambahkan bahwa ia pun dulu adalah pelaku UMKM dan merasakan betul apa yang dirasakan oleh para pelaku UMKM ini. Dan kondisi ini tidak bisa disolusikan dengan menunggu uluran solusi dari orang lain dan kebanyakan pelaku UMKM itu “suka” menunggu.
Founder BYE ini pun menjelaskan bahwa dulu ia mensolusikan pertumbuhan usahanya dengan menjemput dan mencari solusi. Artinya solusi persoalan usaha itu harus dijemput atau harus menjemput bola.
“Saya yakin UMKM memiliki keterbatasan, makanya berdasarkan pengalaman yang pernah kami punya terus melihat realitas di lapangan seperti ini, kami pun memutuskan untuk membuat komunitas Bandung Youth Entrepreneur ini,” tutur Acel.
“Alasan saya lain membantu UMKM itu menguntungkan juga buat saya sebab saya jadi tahu produk produk umkm yang dihasilkan oleh pelaku umkm dan bisa jadi ke depan bisa jadi komoditas yang bisa jadi peluang bisnis,” imbuhnya.
Acel pun menerangkan bahwa pelaku UMKM itu punya produk tetapi kendala di pemasarannya atau penjualan produknya dan ini bisa membuka bisnis baru. Pelaku UMKM jadi terbantu dan yang membantu pun jadi mendapat untung untuk di masa mendatang
Ia pun menekankan jika maunya hanya untuk berbisnis cepat maka berbisnis sendiri bukan terjun ke UMKM sebab membantu UMKM itu dampaknya akan terlihat nanti.
Sumber : timesindonesia.co.id