Dampak Buruk Kebiasaan “Food Waste”

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan sejumlah lembaga tentang temuan studi komprehensif tentang sampah makanan pada tahun 2021, sampah makanan di Indonesia berkisar antara 23 hingga 48 juta ton per hari dari tahun 2000 hingga 2019. Ini setara dengan 115 hingga 184 kilogram per kapita per tahun. (dari detik.com)

Sementara itu, menurut rilis Humas Pemerintah Kota Bandung, sampah makanan menyumbang 44,5 persen dari 1.500 produksi sampah harian. Sampah plastik menyumbang 16,7 persen dari total sampah. Sampah kardus menyumbang 13,2 persen dari total sampah. Persentase sampah kain adalah 4,75 persen.

Efek yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah organik

  1. Memproduksi Gas Metana

TPA Leuwigajah merupakan TPA yang menggunakan sistem open dumping atau sistem pembuangan sampah yang dilakukan secara terbuka. Pada tahun 2005 silam TPA Leuwi Gajah diguyur hujan deras, akibatnya konsentrasi gas metana dalam tumpukan sampah meningkat sehingga gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter di TPA Leuwigajah runtuh dan diikuti suara gemuruh besar. Bahkan terdengar hingga radius 10 kilometer.

Karena tidak mendapatkan cukup paparan oksigen. Akibatnya, metagonen terus terakumulasi dalam jumlah besar dan terperangkap di dalam tanah. Saat di ambang batas, sampah meledak dengan kekuatan layaknya bom besar. Itu pun belum termasuk dengan sifat gas metana yang mudah terbakar.

  1. Memicu Global Warming

Semakin banyak sampah organik yang terakumulasi di tempat pembuangan sampah tanpa adanya sirkulasi oksigen, maka sampah tersebut tidak akan terurai. Karena menyerap lebih banyak panas, gas metana, yang 21 kali lebih merusak lapisan ozon dibandingkan karbon dioksida, dilepaskan ke udara dari waktu ke waktu. Tentu saja, hal ini akan mengakibatkan perubahan iklim yang lebih parah bagi kehidupan manusia di Bumi.

  1. Menimbulkan Penyakit Berbahaya

Tentu saja tumpukan sampah merupakan tempat ternyaman untuk hewan dan sumber penyakit. Tumpukan sampah organik adalah habitat yang paling disukai oleh tikus, lalat, kecoa dan nyamuk. Hewan-hewan tersebut merupakan hewan yang bisa membawa aneka penyakit menular melalui aneka bakteri dan virus.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindarinya?

  1. Makanlah secukupnya

Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS. Al-A’raf, Ayat: 31).

Sudah jelas bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak diperbolehkan dalam agama islam, termasuk makan dan minum berlebihan. Bagi kesehatan, makan berlebihan bisa mengakibatkan obesitas dan penyakit Kesehatan lainnya. Jadi, makanlah secukupnya, habiskan jangan sampai ada yang tersisa.

  1. Gunakan metode pengolahan sampah organik dari rumah

Pengolahan sampah organik (sisa makanan) bisa dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya dengan budidaya maggot.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*